Paolo Montero, Pemain Paling Sering Dapet Kartu Merah di Italia
Sepak bola Italia selalu menjadi rumah bagi pemain bertahan kelas dunia, termasuk raja kartu merah Juventus, Paolo Montero.
Paolo Montero (sumber: gentlemanultra.com) |
Bersama Juventus, Paolo Montero membentuk bagian dari salah satu pertahanan terbaik di era calcio modern. Montero digambarkan sebagai "mahir dalam menguasai bola dan tenang di bawah tekanan", dan "pesepakbola yang sangat berbakat dan cerdas".
Montero memulai karirnya di Uruguay bersama Peñarol pada tahun 1990, sebelum pindah ke klub Italia Atalanta pada tahun 1992. Ia bergabung dengan Juventus pada tahun 1996, dimana ia bertahan hingga 2005.
Di musim debutnya bersama la Vecchia Signora, Montero mengklaim yang pertama dari empat gelar Serie A bersama klub. Pria dari Montivideo itu menjadi andalan di pertahanan pelatih Marcelo Lippi.
Lippi membangun sebuah tim yang kuat di pertahanan dan juga produktif dalam serangan. Musim itu Juve juga berhasil mencapai Final Liga Champions, namun harus kalah dari wakil Jerman, Borussia Dortmund.
Montero bermain di bek tengah dan bek kiri selama di Juve, membentuk kemitraan defensif yang mengesankan dengan pemain-pemain seperti Ferrara, Iuliano, Pessotto, Thuram, Birindelli, Tudor, Zambrotta, Legrottaglie, dan Cannavaro selama sepuluh tahun karirnya dengan klub.
Juve kembali menjadi juara Italia di musim kedua Montero, namun meski kembali meraih Final Liga Champions, sejarah kembali terulang kala Juve ditundukkan Real Madrid.
Seiring karir Montero di Juve berkembang, reputasinya sebagai pendukung 'seni gelap' tumbuh. Tidak ada yang menerima lebih banyak kartu merah di Serie A dan catatan 16 kartu merah dalam 13 tahun mungkin terlalu sedikit ketika Anda mempertimbangkan apa yang mungkin telah terjadi jika VAR digunakan saat itu.
Dengan empat gelar Serie A dan tiga gelar Coppa Italia, daftar tropinya sangat mengesankan, yang sebenarnya bisa lebih baik jika bukan karena tiga kekalahan di final Liga Champions, yang ketiga melawan Milan pada tahun 2003.
Sebagai seorang bek, bakat Montero mungkin agak diabaikan. Dia merupakan bek serba bisa, cerdas dalam membaca permainan dan pemimpin di lapangan. Mentalitas Montero yang ingin menang dengan segala cara kadang-kadang melihatnya melebihi batas, tetapi pada saat calcio menguasai dunia, ia berdiri sejajar dengan stopper terbesar liga.
Sumber referensi: gentlemanultra.com, legaseriea.it, transfermarkt.com