Breaking News

Sejarah Calcio: Awal Masa Kejayaan Parma

Kita cenderung mengasosiasikan Il Grande Parma dengan tahun-tahun Carlo Ancelotti dan Alberto Malesani. Namun, Nevio Scala lah yang meletakkan dasar bagi Parma dan yang pertama membuat badai di Serie A.

Parma, 1994-95 (sumber: zonacesarini.net)

Nevio Scala telah menikmati awal yang sukses di karir kepelatihannya dengan memimpin Reggina ke promosi Serie B selama musim debutnya. Ketika ditunjuk untuk menggantikan Arrigo Sacchi yang dibajak AC Milan, pelatih kelahiran Veneto itu segera meninggalkan jejaknya di Parma. Ia mengesampingkan sistem dogmatis 4-4-2 Sacchi untuk formasi 5-3-2. Perubahan itu membawa kesuksesan instan.
Setelah bersaing di puncak Serie B sepanjang kampanye 1989/90, mantan pemain AC Milan itu berhasil membawa Parma mengalahkan rival lokal Reggiana 2-0 di laga terakhir musim itu untuk mengklaim tempat promosi keempat dan terakhir. Setelah 77 tahun berdiri, Gialloblu akhirnya mencapai surga papan atas Italia.

dari kiri: Mnotti, Tanzi, Scala, Pedraneschi (sumber: gazzetta.it)
27 Mei 1990, Kemenangan di Derby del Grana melawan Reggiana akan memberikan kepastian matematis untuk tiba di Serie A untuk pertama kalinya dalam sejarah di Parma Calcio. Dengan gol-gol dari favorit penggemar dan pemain sayap kanan Marco Osio dan penyerang Alessandro Melli berarti Parma mendapatkan promosi bersejarah ke Serie A.
Scala melanjutkan perjalanan besar Parma dari Serie B, menyelesaikan musim yang luar biasa di posisi kelima dan lolos ke Piala UEFA di musim perdana mereka di Serie A. Investasi dalam skuad berlanjut dan Scala mendapatkan jasa bek sayap muda Antonio Benarrivo dan Alberto Di Chiara, yang krusial dalam sistem 5-3-2 nya.

Nevio Scala (sumber: parma.repubblica.it)
Mengingat ambisi klub yang sedang naik daun, posisi ketujuh mereka di musim berikutnya datang sebagai kekecewaan bagi pemilik mereka. Namun, kemenangan atas Juventus di final Coppa Italia 1992 menawarkan banyak kompensasi. Kemenangan tersebut menandai awal dari dekade yang sarat trofi, dan persaingan era tersebut dengan Juventus.
Bersama ParmaScala mendapatkan tropi Coppa Italia tahun 1992, Cup Winners' Cup dan European Super Cup tahun 1993, dan UEFA Cup di tahun 1995. Sementara hasil terbaiknya di liga adalah finish di tempat ketiga selama musim 1994-95 Serie A. Dia meninggalkan Parma pada Juni 1996.
Kini menjabat sebagai presiden Parma, mampukah Scala memulai kembali kejayaan mereka di Italia?