Breaking News

Penuh Kerusuhan, Inilah Laga Terpanas Derby Kota Milan

Menjelang Derby Della Madonnina, Senin, 18 Maret 2019, kali ini kita akan flashback sedikit ke salah satu pertandingan tak terlupakan yang mempertemukan rival sekota AC Milan dan Inter Milan itu.

Marco Materazzi dan Rui Costa

12 April 2005, ini merupakan leg kedua babak perempat final Liga Champions EropaInter Milan menjamu rival sekotanya AC Milan dan Stadion San Siro dipenuhi lebih dari 80.000 penonton.

Pertandingan Ini menjadi laga yang tidak akan dilupakan oleh supporter kedua klub. Bukan karena penampilan kedua tim yang mengundang decak kagum, akan tetapi karena pertandingan ini hanya berlansung selama 77 menit. Wasit terpaksa harus menghentikan pertandingan sebelum waktunya akibat ulah supporter yang tidak terkontrol.

Inter memulai pertandingan dengan posisi tertinggal karena sebelumnya kalah dari Milan dengan skor 2-0 di leg pertama. Bukan skor yang sukar dikejar tentunya. Gol-gol Milan di leg pertama dicetak oleh Jaap Stam dan Andriy Shevchenko, keduanya menyambut tendangan bebas dari Andrea Pirlo.

Pelatih Inter, Roberto Mancini mengubah formasinya di leg pertama dari 4-3-1-2 menjadi 4-2-3-1, menempatkan striker Adriano sendirian di depan. Lini tengah Inter ditempati Andy van der Meyde di sayap kanan dan Kily Gonzalez di sayap kiri. Sedangkan Juan Sebastian Veron dipasangkan sebagai trequartista di belakang Adriano.


Sementara Milan tetap menggunakan formasi andalannya 4-3-1-2. Pelatih Carlo Ancelotti hanya mengganti gelandang Gennaro Gattuso dengan Massimo Ambrosini. Selain itu, line up yang diturunkan tidak ada perubahan sama sekali. Ancelotti tetap mengandalkan duet Shevchenko dan Crespo dengan Kaka di belakang mereka sebagai trequartista

Ambrosini, Seedorf, dan Pirlo melengkapi lini tengah Milan. Sementara lini belakang tetap diisi Cafu, Jaap Stam, Sandro Nesta, dan kapten Paolo Maldini dengan Dida sebagai penjaga gawang.


Pertandingan pun dimulai. Andriy Shevchenko berhasil membawa Milan unggul saat laga memasuki 30 menit babak pertama. Milan unggul agregat 3-0, membuat Inter harus berjuang keras untuk mengejar defisit gol. Masalah muncul ketika gol gelandang Inter, Esteban Cambiasso dianulir oleh wasit. 

Fans Inter sama sekali tidak terima dengan keputusan itu. Mereka menganggap gol tersebut dianggap bersih. Mereka mulai melempar benda-benda dari tribun bahkan kiper Milan, Dida terkena lemparan flare.

Kericuhan di stadion memaksa wasit Markus Merk menghentikan pertandingan sementara dan menginstruksikan pemain kedua klub untuk mengungsi ke ruang ganti masing-masing, hingga keadaan kembali kondusif.

Ketika keadaan tidak kunjung membaik sepuluh menit kemudian, wasit akhirnya memutuskan untuk mengabaikan pertandingan. Pertandingan dihentikan pada menit 77. 

UEFA akhirnya menjatuhkan hukuman empat pertandingan tanpa penonton terhadap Inter Milan. Sementara AC Milan diberikan kemenangan 3-0, sehingga lolos ke semifinal. Hukuman ini masih ditambah dengan denda sebesar hampir US$250 ribu (sekitar Rp 2,3 miliar) untuk Inter.