Breaking News

Belajar dari Kesetiaan Mauro Tassotti terhadap AC Milan

Bagi AC Milan, loyalitas telah menjadi ciri khas dalam sejarah klub. Mauro Tassotti adalah nama yang sangat identik dengan kesetiaan dimana ia menghabiskan 36 tahunnya mengabdi pada klub tersebut.

Mauro Tassotti (sumber: skysports.com)

Dunia sepak bola biasanya tidak bisa dilepaskan dari kesetiaan. Pemain-pemain legenda seperti Paolo Maldini, Steven Gerrard, Carles Puyol, atau Francesco Totti biasanya identik pada satu klub tertentu dan warisan mereka bakal selalu dikenang oleh fans setia mereka hingga berpuluh tahun berikutnya.

Perkembangan industri dan bisnis sepak bola saat ini seolah mengubah persepsi tersebut. Tidak sedikit pemain yang memilih untuk mengejar keuntungan finansial dibandingkan untuk meninggalkan warisan untuk klub yang dibelanya. Sepertinya kesetiaan adalah kata yang susah untuk masuk dalam kamus pemain saat ini. 

Kali ini kita akan sedikit berbagi cerita mengenai seorang legenda sepak bola di era 1980-1990, yang dikenal dengan nama Mauro Tassotti

Carlo Ancelotti dan Mauro Tassotti (sumber: acmilan.com)

Mauro Tassotti adalah seorang mantan pemain sepak bola berkewarganegaraan Italia yang kini melanjutkan karirnya sebagai asisten pelatih timnas Ukraina. Semasa karir bermainnya ia berperan sebagai bek kanan untuk AC Milan dan timnas Italia.

Tassotti memainkan musim profesional pertamanya dengan klub lokal, Lazio pada 1978-79. Selama dua musim bersama Lazio, ia membuat 41 penampilan di Serie A. Menyusul degradasi Lazio dan Milan ke Serie B, Tassotti pindah Milan dan beralih ke posisi bek kanan. 

Tassotti merupakan bagian dari Dream Team di era pelatih Arrigo Sacchi dan Fabio Cappello dimana ia merupakan bagian tak terpisahkan dari deretan pertahanan terbaik AC Milan yang berisikan para legenda: Paolo Maldini, Franco Baresi, dan Alessandro Costacurta. Pada musim 1991-92 Milan memenangkan gelar Serie A tanpa menelan kekalahan dan meneruskan rekor tersebut hingga total 58 pertandingan di liga.


Tassotti bersama Milan di tahun 1983

Tassotti menjadi tokoh sentral dalam skuad Milan pada akhir 1980-an dan awal 1990-an di bawah Arrigo Sacchi, dan selanjutnya Fabio Capello. Ia memenangkan gelar Serie A 1987-88, diikuti oleh Supercoppa Italiana, dan gelar Liga Champions Eropa berturut-turut (1989 dan 1990).

Di bawah Capello, sang bek kanan ini mencapai tiga final Liga Champions berturut-turut dengan Milan, menjadi juara pada tahun 1994 sebagai kapten di laga final melawan Barcelona. Ia juga memenangkan tiga Serie A berturut-turut (1991-1994) serta satu lagi pada musim 1995-96.

Tassotti pensiun pada akhir musim 1996-97 dan secara total, ia mencatatkan 583 penampilan untuk Milan.

Setelah pensiun sebagai pemain, Tassotti mengambil posisi sebagai pelatih primavera Milan hingga pada tahun 2001. Ia kemudian beralih menjadi asisten Carlo Ancelotti dan meneruskan jabatannya di bawah manajer Leonardo, Massimiliano Allegri, Clarence Seedorf, hingga Filippo Inzaghi, sebelum akhirnya meninggalkan klub untuk bergabung dengan Andriy Shevchenko di timnas Ukraina.

Tassotti sebagai asisten Massimiliano Allegri (sumber: calcionews24.com)

Secara total salah satu bek kanan terbaik Rossoneri ini menghabiskan 36 tahunnya mengabdi pada AC Milan, baik sebagai pemain maupun sebagai staf pelatih. Sebuah display kesetiaan yang sangat luar biasa.

Kini memang sulit untuk melihat hal tersebut terulang kembali, dengan meningkatnya perputaran uang di industri ini dibanding di masa lalu. Hal itu sebenarnya dapat dimaklumi mengingat karir pesepakbola sendiri yang sangat singkat. Cedera dan penurunan kemampuan fisik sejalan dengan bertambahnya usia menjadi faktor penting dalam panjang-pendeknya karir seorang pemain sepak bola.

Namun kesetiaan itu bukan berarti hilang sepenuhnya. Masih banyak pemain-pemain yang memilih untuk berkomitmen pada suatu klub tertentu. Kesetiaan sebaiknya tidak hanya muncul dari pemain saja, namun juga seharusnya terlihat pada tingkat manajemen klub. Jika muncul sifat saling mengerti dan kecintaan dari kedua pihak maka hal tersebut akan memunculkan cerita-cerita terbaik seperti yang dialami oleh Milan dengan sang bek kanan legenda, Mauro Tassotti.

Sumber data: acmilan.com, transfermarkt.com