Breaking News

Sejarah Serie A: Milan vs Juventus, Kontroversi Tentukan Scudetto 2011-2012

Gol Sulley Muntari yang dianulir menjadi berita utama dalam pertandingan yang bisa dibilang memulai kembali dominasi Juventus di Serie A hingga sekarang.

Gol hantu Muntari (sumber: goal.com)


Kilas balik ke 25 Februari 2012. San Siro berada di puncaknya, ketika AC Milan dan Juventus bertemu dalam bentrokan papan atas dalam perebutan scudetto. Milan memulai pertandingan dengan baik dengan mencetak gol terlebih dahulu berkat gelandang Antonio Nocerino di menit 15.

Namun 10 menit kemudian, kejadian itu terjadi. Saat itu, Urby Emanuelson melepaskan umpan silang setelah menerima umpan sepak pojok dari Robinho. Bola umpan Emanuelson disundul oleh Philippe Mexes. Akan tetapi, bola dapat ditepis kiper Juventus, Gianluigi Buffon. Kemudian, bola hasil tepisan Buffon disundul masuk oleh Muntari. Masalah datang ketika bola kembali ditepis Buffon.

Para pendukung Milan di belakang kotak pers di Tribuna Rossa menjulurkan leher mereka, mencoba menangkap tayangan ulang di layar TV para jurnalis, mencari kepastian tentang apa yang sebenarnya terjadi. Yang lain meraih telepon mereka untuk meminta jawaban dari teman-teman yang duduk menonton di rumah.

Tetapi sebagian besar dari 50.000 yang hadir di San Siro tidak peduli. Mereka tidak membutuhkan konfirmasi tentang apa yang telah mereka lihat: sundulan Muntari memasuki gawang Juventus sebelum didorong kembali oleh Buffon. Gol untuk Milan.

Formasi Milan (sumber: koleksi pribadi)
Namun tidak ada gol yang diberikan. Hakim garis, Roberto Romagnoli, tidak melihat bola melewati garis. "Itu tidak masuk," katanya pada wasit Paolo Tagliavento melalui lubang suara wasit. "Saya yakin."

Kebingungan memicu amukan. Sorak-sorai yang terperangkap di tenggorokan pendukung Milan berubah menjadi nyanyian yang ditujukan pada lawan mereka: "Sapete solo rubare" - "Anda hanya tahu cara mencuri."

Tagliavento pun mengakui bahwa ia melakukan kesalahan besar dalam laga tersebut. "Saya merasa bahwa bola telah benar-benar melewati batas, jika Anda melihat gambar saya sudah memiliki lengan untuk menunjuk ke lini tengah," kenangnya pada Gazzetta dello Sport pada bulan Mei dua tahun lalu.

"Tapi, saya menerima 'tidak' dari asisten yang berada di posisi terbaik, sementara saya berada di tepi area, dia fokus pada offside dan tidak bisa melihat gawang."

“Menganulir gol Muntari saat menghadapi Juventus jadi kesalahan terbesar saya. Jika kejadian itu terjadi saat ini, saya memiliki kesempatan untuk menghindarinya (berkat bantuan VAR),” kata Tagliavento.

Formasi Juventus (sumber: koleksi pribadi)
Pada saat itu, jika gol Muntari disahkan akan membuat skor menjadi 2-0, dan Milan kemungkinan besar akan meraih kemenangan. Sebaliknya, Juventus justru menyamakan kedudukan di menit 83 melalui Alessandro Matri, mantan anak didik Milan. Laga pun berakhir imbang dan Juventus membawa pulang satu poin.

Andai saja memenangi laga, Milan akan unggul empat angka dari Juventus dan berpeluang besar meraih trofi Liga Italia yang kedua beruntun. Namun Milan hanya duduk di puncak klasemen dengan koleksi 51 angka, unggul satu poin dari Juventus di posisi dua.

Juventus pada akhirnya keluar sebagai juara Serie A musim itu dengan keunggulan 4 poin atas Milan. Apakah keputusan kontroversial itu menjadi penyebab utama Milan kehilangan gelar? Penggemar Milan tentu akan selalu merenungkan pertanyaan itu.

Sumber data: legaseriea.it